Efek Samping penggunaan media kontras
Efek Samping
Bahan Kontras
iodium yang modern merupakan obat-obat yang aman; reaksi-reaksi
berbahaya bisa terjadi tapi tidak umum. Efek samping utama dari
radiokontras adalah reaksi anafilaktif dan nefropati .
Reaksi-Reaksi Anafilaktif
Reaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan Heinz, 1979 dkk., 1987; Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi sebagai respon terhadap bahankontras yang disuntikkan atau yang diberikan lewat mulut dan rectal dan bahkan memperburuk pyelografi. Gejalanya mirip dengan reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras, berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenberger dan Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid telah terbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser dkk., 1988; Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994).
Reaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan Heinz, 1979 dkk., 1987; Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi sebagai respon terhadap bahankontras yang disuntikkan atau yang diberikan lewat mulut dan rectal dan bahkan memperburuk pyelografi. Gejalanya mirip dengan reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras, berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenberger dan Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid telah terbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser dkk., 1988; Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994).
Reaksi-reaksi anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasma dan edema facial dan laryngeal. Untuk kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal, Benadryl (diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa diberikan. Untuk reaksi-reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan edema leher atau wajah dapat diberikan inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau subcutaneous, ditambah diphenhydramine mungkin diperlukan. Jika respirasi terganggu, saluran udara harus dibebaskan .
Nefropati yang Ditimbulkan oleh Medium Kontras
Nefropati
oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin
darah lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang
mencapai 0,5 mg/dL. Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya
risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan
ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit
(1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume
intravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999).
Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati.
Idealnya, bahan kontras harus isoosmolar terhadap darah. Bahan kontras
beriodium yang modern biasanya nonionic, tipe-tipe ionic yang terdahulu
biasa menyebabkan efek yang lebih berbahaya dan tidak digunakan lagi.
Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati akibat medium kontras,
maka berbagai tindakan bisa dilakukan yang kesemuanya telah dianalisis
dalam sebuah meta-analisis yaitu :
1. Dosis media kontras harus
diupayakan serendah mungkin, meski masih mampu ditmabhkan untuk
melakukan pemeriksaan .
2. Bahan kontras bersifat non ionic
3. Media
kontras yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan terkontrol
acak menemukan bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih
baik dibanding media kontras non-ionik low-osmolar.
4. Hydrasi cairan
intravenous dengan larutan garam. Masih ada pertentangan tentang cara
yang paling efektif untuk hidrasi cairan intravenous. Salah satu metode
adalah 1 mg/kg per jam selama 6-12 jam sebelum dan setelah pemberian
kontras.
5. Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah
sodium bikarbonat. Sebagai sebuah alternatif bagi hydrasi intravenous
dengan larutan garam biasa, pemberian sodium bikarbonat 3 mL/kg per jam
selama 1 jam sebelumnya, diikuti dengan 1 mL/kg per jam selama 6 jam
setelah pemberian bahan kontras diketahui lebih baik ketimbang larutan
garam biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Ini selanjutnya
didukung dengan sebuah percobaan terkontrol acak multi-senter, yang juga
menunjukkan bahwa hydrasi intravenous dengan sodium bikarbonat lebih
baik terhadap 0,9% larutan garam normal. Efek renoprotektif dari
bikarbonat dianggap diakibatkan oleh alkalinisasi urin, yang menciptakan
sebuah lingkungan yang lebih rentan terhadap pembentukan radikal bebas
yang berbahaya.
6. N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua
kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin
diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik).
Sebuah
percobaan terkontrol acak menemukan dosis NAC yang lebih tinggi (1200 mg
IV bolus dan 1200 mg secara oral dua kali sehari selama 2 hari) dapat
membantu (pengurangan risiko relatif sebesar 74%) pasien yang menerima
angioplasty koroner dengan volume kontras yang lebih tinggi. Beberapa
penelitian terbaru menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungi ginjal
dari efek toksik bahan kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek
ini, tidak merata, beberapa peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah
mengklaim bahwa efek ini diakibatkan oleh gangguan dengan uji
laboratorium kreatinin itu sendiri. Ini didukung oleh kurangnya korelasi
antara kadar-kadar kreatinin dan kadar cystatin C. Agen-agen
farmakologis lain, seperti furosemida, mannitol, theophylline,
aminophylline, dopamine, dan atrial natriuretic peptide telah dicoba,
tapi belum ada efek menguntungkan atau justru memiliki efek yang
membahayakan (Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999).
Reaksi Kemotoksik
Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalami
reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras.
Sebenarnya atom iodium yang terikat kuat dalam senyawa bahan kontras
tidak memberikan pengaruh yang besar. Ia hanya sensitif terhadap ion
iodida bebas yang sedikit banyak terdapat dalam bahan kontras. Kenaikan
intake iodida inilah yang menyebabkan tirotoksikosis. Kontribusi
makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus ditekankan bahwa dugaan
tentang “alergi” makanan laut, yang seringkali lebih didasarkan pada
mitos dibanding fakta, bukanlah sebuah kontraindikasi yang cukup
terhadap penggunaan bahan kontras beriodum.
Sebuah hubungan antara kadar
iodium dalam makanan laut dan alergi akibat makanan laut merupakan
bagian dari bidang medis. Meski kadar iodine dalam makanan laut lebih
tinggi dibanding pada makanan non-laut, namun konsumsi yang terakhir ini
melebihi yang pertama dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
kandungan iodine makanan laut terkait dengan reaksi-reaksi terhadap
makanan-laut (Coakley dan Panicek, 1997). Data yang ada menunjukkan
alergi akibat makanan laut dapat meningkatkan risiko sebuah reaksi yang
diperantarai bahan kontras dengan jumlah yang kira-kira sama seperti
alergi terhadap buah atau sama dengan yang menyebabkan asma (Shehadi,
1975).
Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang mengalami alergi
makanan-laut tidak akan memiliki reaksi yang berbahaya terhadap kontras
beriodium (Coakley dan Panicek, 1997). Terakhir, tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa reaksi-reaksi kulit yang berbahaya terhadap
antiseptic-antiseptik topikal yang mengandung iodium (seperti betadin,
povidin) yang banyak hubungannya dengan pemberian bahan kontras IV
(Coakley dan Panicek, 1997; can Ketel dan van den Berg,1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar